Penyusutan Metode Satuan Hasil Produksi


Penyusutan metode satuan hasil produksi adalah salah satu metode pencatatan penyusutan aktiva tetap. Kita tahu ada beberapa metode penyusutan yang biasa dipakai untuk mencatat penyusutan aktiva tetap seperti:
Tulisan ini hanya akan membahas mengenai penyusutan metode satuan hasil produksi.

Penyusutan Metode Satuan Hasil Produksi | Productive Output Method

Konsep Dasar

Dalam penyusutan aktiva tetap dengan metode satuan hasil produksi, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan oleh sebuah aktiva pada periode berjalan.

Dengan kata lain, beban penyusutan dihitung berdasrarkan satuan hasil produksi, sehingga beban penyusutan tiap periode akan berfluktuasi mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan.

Metode satuan hasil produksi mengalokasikan biaya penyusutan berdasar atas proporsi pemakaian aset tetap yang sebenarnya.

Metode ini menggunakan hasil produksi sebagai dasar acuan dalam mengalokasi beban penyusutan aktiva untuk setiap periode akuntansi.

Beban penyusutan dalam metode satuan hasil produksi diperlakukan sebagai beban variable sesuai dengan unit output yang dihasilkan aset tetap tiap periode.

Jadi metode ini masuk kategori depresiasi berdasarkan faktor penggunaan.

Metode ini memandang beban penyusutan sejalan dengan tingkat pemakaiannya. Idealnya, metode satuan hasil produksi diterapkan pada jenis aset tetap mesin produksi.

# Analogi

Supaya lebih mudah memahaminya. Misalnya terdapat 2 buah printer. Printer A sering digunakan dan printer B jarang digunakan.

Setiap hari, mesin printer A mencetak hingga 10.000 lembar. Sedangkan printer B hanya mencetak 5000 lembar saja.

Pertanyaannya. Printer yang mana yang lebih cepat penyusutannya? Yang lebih cepat kerusakannya? Yang lebih sering maintenancenya?

Jawabannya pasti printer A.

Namun, seringin dengan banyaknya penggunaan, printer printer tersebut akan menurun performance. Printer A tidak sanggup lagi jika harus mencetak 10.000 lembar perhari. Begitu juga printer B, lama kelamaan tidak akan sanggup mencetak 5.000 lembar perhari.

Karena penggunaan terus menerus, printer akan mengalami penurunan performa. Jadi, kemungkinan setiap tahun printer tersebut tidak mampu memproduksi cetakan yang sama kuantitasnya. Dan penyusutan printer tersebut juga tidak sama besarnya.

Sekali lagi karena penggunaan.

Berikut asumsi asumsi penyusutan metode hasil produksi digunakan:
  • Nilai aset tetap menurun karena penggunaan, bukan karena faktor waktu
  • Kerusakan serta ke-aus-an fisik aset adalah faktor penting, sedangkan tingkat Ke-usang-an bukan hal penting, 
  • Biaya maintenance dan perbaikan sifatnya proporsional terhadap penggunaan,
  • Tingkat efesiensi operasi sifatnya proporsional terhadap pemakaian aset, contohnya bahan bakar yang jumlahnya berfluktuasi.
  • Pendapatan sifatnya proporsional terhadap penggunaan aset tetap
Metode hasil produksi merupakan metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan ke beberapa periode berdasarkan pada satuan unit yang diperoleh dari penggunaan aset tetap.

Umur ekonomis aset tetap dinyatakan dalam satuan unit produksi, bukan berdasarkan tahun.

Tarif Penyusutan/Unit : (Harga Perolehan - Nilai Sisa) / Taksiran Jumlah Produksi

Penyusutan : Produksi 1 tahun X Tarif Penyusutan/Unit

Contoh Soal dan Jawaban Penyusutan Metode Hasil Produksi

PT Foraz pada bulan januari 2014 membeli Sebuah mesin pabrik dengan harga perolehannya senilai Rp 125.000.000,00,- dan diprediksi memiliki masa manfaat hingga 5 tahun kedepan dengan nilai sisa/residu sebesar Rp 5.000.000,00,-

Diperkirakan mesin tersebut bisa berproduksi dan menghasilkan jumlah unit sebagai berikut:
  • Tahun Ke-1 = 15.000 unit
  • Tahun Ke-2 = 13.500 unit
  • Tahun Ke-3 = 12.000 unit
  • Tahun Ke-4 = 11.500 unit
  • Tahun Ke-5 =   8.000 unit
Pertama hitung taksiran jumlah produksi :

Tahun ke 1
=
15.000 unit

Tahun ke 2
=
13.500 unit

Tahun ke 3
=
12.000 unit

Tahun ke 4
=
11.000 unit

Tahun ke 5
=
8.000 unit
(+)
Total
=
60.000 unit



Tarif penyusutan per unit=125.000.000 - 5.000.000
               60.000
=2.000

Tarif penyusutan sudah kita ketahui, kita bisa susun tabel penyusutan pertahunnya:

Tabel Penyusutan Unit Produksi

Saat pencatatan jurnalnya, sama saja dengan metode metode sebelumnya

Jurnal penyusutan tahun 2014 :

Debit | Depreciation Rp 30.000.000
Kredit | Accumulated Depreciation Rp 30.000.000

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

Jurnal penyusutan tahun 2015 :

Debit | Depreciation Rp 27.000.000
Kredit | Accumulated Depreciation Rp 27.000.000


Untuk penjurnalan tahun tahun berikutnya sama saja, tinggal diteruskan.

Apabila ada yang tidak jelas, ataupun kekeliruan silahkan tinggalkan pesan dibawah.


Comments

  1. terimakasih banyak ya kak, saya jadi mengerti

    ReplyDelete
  2. Klo g ada nilai sisa gmn hitungny bang

    ReplyDelete
  3. Kalo pada tahu ketiga dijual gimana jurnalnya yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. jurnalnya sama saja seperti dicontoh. Hanya beda jumlah nominalnya saja. sebesar Rp 24.000.000

      Delete
  4. wahhh makasih kak penjelasannya jdi ngerti dech...

    ReplyDelete
  5. Dapet dr mana tafsiran tahun 1 sampai 5? Dn kalo cuma yang diketahui tahun 2012 aja bagaimana ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tafsiran: Perkiraan atau kira kira. Dari spekulasi. Oleh yang ahli.

      Ditentukan saat pertama kali aktiva dibeli. Untuk mengakui beban penyusutannya.

      Delete
  6. Utk metode penyusutan hasil produksi mengapa utk tarip pertahn sama..trims sblmnya..

    ReplyDelete

Post a Comment

Thanks for coming, kritik dan sarannya kami tunggu, berkomentarlah dengan sopan | Mohon maaf apabila komentar atau pertanyaan yang tidak terjawab karena keterbatasan waktu dan ilmu | Semoga artikel ini bermanfaat.