Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure
Pengeluaran Aktiva Ekspenditure
Dalam perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, ada fase penggunaan aktiva tetap (utilization). Setelah fase perolehan aset tetap.
Pada fase penggunaan aktiva tetap ini, aktiva tetap diharapkan menghasilkan output dan memberikan hasil kembali atas semua biaya yang pernah dikeluarkan pada saat masa perolehannya. Intinya: membeli aktiva harus menghasilkan.
Untuk mendapatkan hasil. Aktiva harus dijalankan. Dimanfaatkan. Atau dioperasikan.
Untuk menjalankan aktivanya: perlu biaya. Biaya apa?
Mobil perlu bensin. Kadang harus masuk bengkel. Kadang harus turun mesin.
Gudang perlu biaya. Untuk perawatan. Ataupun perluasan.
Semua aktiva tetap. pada fase pemanfaatan: butuh biaya. Agar bisa dioperasikan. Agar mendapatkan output yang diinginkan.
Uang yang dibayar ini. Oleh akuntansi disebut dengan: Biaya/Beban (expenses) dan harga pokok (Cost)
Saat aset dijalankan. Ada dua kemungkinan:
- Adanya pengeluaran (expenditure) untuk perbaikan maupun untuk pemeliharaan aset tetap (maintenance)
- Adanya penurunan fungsi. Berkurangnya umur ekonomis. Akuntansi menyebutnya sebagai penyusutan (depreciation)
Silahkan baca disini: Penyusutan
Perlakuan Akuntansi Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure
Akibat dari penggunaan aktiva tetap adalah adanya beberapa pengeluaran pengeluaran yang harus dibayar.
Pertanyaannya..
Apakah pengeluaran pengeluaran atas penggunaan aktiva tersebut DIBEBANKAN pada periode berjalan atau DIKAPITALISASI ?
Pertanyaannya..
Apakah pengeluaran pengeluaran atas penggunaan aktiva tersebut DIBEBANKAN pada periode berjalan atau DIKAPITALISASI ?
Mari perhatikan.
Ada beberapa kegiatan yang biasa terjadi pada saat aktiva digunakan.
Contoh: pemeliharaan, perbaikan, pergantian komponen, upgrading, turun mesin (over haul) yang semuaya memerlukan biaya.
# Pemeliharaan | Maintenance
Pemeliharaan atau maintenance adalah tindakan yang bertujuan hanya untuk membuat aktiva bisa berfungsi normal seperti biasanya.Segala bentuk pengeluaran sebaiknya dijadikan biaya atau di-BEBAN-kan diperiode pada saat biaya maintenance tersebut di keluarkan.
Apakah biaya pemeliharaan boleh dikapitalisasi ?
Ok, yang ini dijawab nanti saja :)
Contoh Kasus Biaya Maintenance :
Untuk memberikan oli pada mesin produksinya seperti biasanya, PT ABC mengeluarkan uang sebesar Rp 400.000 serta membersihkan mesinnya.
Pada kasus tersebut, transaksi sudah sangat jelas, bahwa PT ABC mengeluarkan cash untuk menjaga agar mesin produksinya bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Pengeluaran atas biaya maintenance ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Debit | | | Office Maintenance | 400.000 | |
Kredit | | | Cash | 400.000 |
# Perbaikan Aktiva Tetap | Repair
Perbaikan (repair) adalah tindakan terhadap aktiva tetap dimana kegiatan ini lebih besar daripada pemeliharaan (maintenance).Apabila aktiva tersebut bisa berfungsi secara maksimal jika dilakukan tindakan perbaikan (repair) terlebih dahulu.
Seperti ada bagian atau komponen pada aktiva yang menurun fungsinya TETAPI masih belum diperlukan pergantian menyeluruh atas aktiva tersebut.
Contoh Kasus :
Dari kasus PT ABC diatas, saat teknisi mulai akan memasukkan atau mengganti oli akan tetapi diketahui komponen saluran oli mesinnya diketahui bocor terkena korosi sehingga oli mesin tak bisa bekerja dengan semestinya.
Untuk itu PT ABC harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengelas bagian mesin tersebut sebesar Rp 600.000,-
Dari contoh kasus di atas, kita dapat melihat bahwa tindakan ini bukan hanya sekedar aktivitas melakukan pemeliharaan (maintenance) melainkan sudah terjadi aktivitas perbaikan (repairs) pada aktiva tetap mesin yang dimiliki PT ABC.
Maka, PT ABC harus melakukan pencatatan sebagai berikut :
Debit | | | Akumulasi Penyusutan Mesin | 600.000 | ||
Debit | | | Office Maintenance | 400.000 | ||
Kredit | | | Cash | 1.000.000 |
Sabar, tunggu dulu dijawab nanti saja :)
# Pergantian Komponen Aset
Penggantian komponen aktiva tetap, sudah jelas maksudnya, kegiatan mengganti satu atau beberapa komponen dari aktiva tetapContoh Kasus :
Ditemukan bahwa wiper kaca mobil rusak dan ban mobil operasional pecah, wiper tidak bisa dipakai lagi sedangkan ban pecah.
Maka PT ABC perlu melakukan penggantian terhadap komponen yang sudah tidak berfungsi tersebut secara terpisah.
Dari nota pembelian. tertera harga ban Rp 1.475.000,- dan harga wiper kaca mobil adalah 70.000,-
Atas transaksi tersebut, dilakukan pencatatan sebagai berikut :
Debit | | | Maintenance | 70.000 | ||
Debit | | | Akumulasi Penyusutan Mobil | 1.475.000 | ||
Kredit | | | Cash | 1.545.000 |
Mengapa tidak dikapitalisasi semua ?
Mengapa hanya ban mobil yang dikapitalisasi ?
Ok, mohon sabar lagi ya, nanti dulu dijawabnya :)
# Pengangkatan Kapasitas
Perusahaan yang sedang bertumbuh dan berkembang, biasanya jumlah produksinya juga meningkat.Akibatnya, perusahaan mau tak mau melakukan peningkatan kapasitas (upgrade) terhadap aset tetap yang digunakan, apakah itu gudang, mesin, tanah atau apapun itu sumber daya yang menghasilkan terhadap pertumbuhan perusahaan.
Jika terjadi upgrading terhadap aktiva tetap, hal ini akan menimbulkan pengeluaran pengeluaran yang cukup bernilai material bagi perusahaan.
Contoh Kasus Peningkatan Kapasitas (Up-grading)
PT Bianglala, yang bergerak dalam usaha pakan ternak, akhir akhir ini mengalami permintaan pesanan, omzet terus bertambah.
Untuk itu PT Bianglala memutuskan untuk menambah kapasitas mesin Boiler yang dimiliki saat ini.
Pemanas boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan ingin di ubah menjadi bahan bakar batu bara agar kinerja boiler meningkat.
Dalam peningkatan kapasitas tersebut, PT Bianglala mengeluarkan kas dengan rincian sebagai berikut :
Pembelian Besi | 17.000.000 |
Biaya Pasang Teknisi | 7.000.000 |
Penadah Batu Bara | 6.000.000 |
Biaya Lain Lain | 2.000.000 |
Transaksi tersebut dicatat :
Debit | | | Mesin | 32.000.000 | |
Kredit | | | Cash | 32.000.000 |
# Turun Mesin | Overhaul
Turun mesin (overhaul) akan dialami oleh aset tetap tipe mesin atau aktivitasnya menggunakan mesin.Contohnya: Mobil, Mesin produksi, mobil atau kendaraan lainnya dan peralatan yang berhubungan dengan produksi.
Aktiva mengalami turun mesin jika untuk bisa membuat suatu aset berfungsi dengan baik diperlukan pembongkaran hampir menyeluruh pada komponen utama dari aktiva tetap tersebut, lalu dilakukan pemasangan kembali.
Pada saat aktiva dalam proses turun mesin, terjadi juga proses pergantian komponen, pemeliharaan, juga perbaikan pada aset mesin tersebut.
Aktivitas over haul umumnya terjadi saat mesin menurun output-nya secara signfikan karena penggunaan yang sering.
Tindakan over haul akan memperpanjang umur keekonomian mesin tersebut.
Maka pengeluaran yang timbul sebaiknya dikapitalisasi dengan mendebit rekening akumulasi penyusutan sebesar pengeluaran turun mesin tersebut.
Contoh Kasus Turun Mesin
PT ABC Melakukan Turun Mesin pada salah satu mesin produksinya.
Mesin yang di beli 9 tahun lalu diperoleh dengan harga Rp 50.000.000.
Saat itu, mesin tersebut diestimasi memiliki life time selama 10 tahun dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus.
Setelah dilakukan turun mesin tersebut, mesin tersebut diperkirakan akan mampu produktif hingga 5 tahun kedepan.
Perusahaan menghabiskan dana hingga Rp. 8.000.000 untuk turun mesin tersebut
Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut :
Debit | | | Akumulasi Penyusutan | 8.000.000 | |||
Kredit | | | Cash | 8.000.000 |
Notes :
Jurnal diatas untuk mengkapitalisasi pengeluaran atas turun mesin sebesar Rp 8.000.000
Masalah berikutnya :
- Berapa akumulasi penyusutan setelah turun mesin?
- Berapa besarnya Nilai Buku mesin setelah turun mesin?
- Berapa biaya penyusutan yang akan dibebankan pada tahun ke 9 ?
- Berapa Nilau Buku Tutup Tahun ke 9 nanti ?
Sebelum Turun Mesin | ||
Harga Perolehan | 50.000.000 | |
Umur Ekonomis | 10 Tahun | |
Biaya Penyusutan Per Tahun | 5.000.000 | |
Akumulasi Penyusutan Tahun ke 9 | 45.000.000 | |
Nilai Tutup Buku Tahun ke 9 | 5.000.000 |
Setelah Turun Mesin | ||
Akumulasi Penyusutan | 37.000.000 | |
Nilai Buku | 13.000.000 | |
Tambahan Umur Ekonomis | 5 Tahun | |
Penyusutan Tahun ke 10 | 2.600.000 | |
Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 | 2.600.000 | |
Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 | 10.400.000 |
Keterangan | |||
Akumulasi Penyusutan | 45.000.000 | - | 8.000.000 |
Nilai Buku | 50.000.000 | - | 37.000.000 |
Penyusutan Tahun ke 10 | 13.000.000 | : | 5 |
Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 | 2.600.000 | x | 1 |
Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 | 13.000.000 | - | 2.600.000 |
Dari sana kita lihat.
Setelah pengeluaran atas turun mesin di kapitalisasi sebesar Rp 8.000.000 dengan cara mendebit rekening Akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.000.000
Maka Akumulasi Penyusutan berkurang sebesar Rp 8.000.000 sehingga Akumulasi Penyusutan setelah turun mesin adalah :
Rp 45.000.000 - Rp 8.000.000 = Rp 37.000.000
Nilai Buku menjadi
Rp 50.000.000 - 37.000.000 = Rp 13.000.000
Penyusutan yang dibebankan pada tahun ke-10 adalah sebesar :
Rp 13.000.000 : 5 Tahun = 2.600.000
5 Tahun adalah umur ekonomis setelah turun mesin, selama 5 tahun ke depan mesin tersebut dapat beroperasi
Nilai Buku tutup tahun ke-8 ini pun menjadi bisa kita hitung, yaitu :
Rp 13.000.000 – Rp 2.600.000 = 10.400.000
Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan
Diatas tadi pada contoh kasus, beli ban dikapitalisasi, sedangkan beli wiper mobil kok tidak dikapitalisasi ?Wiper mobil harganya cuma 70 ribu.
Mau dikapitalisasi kok nilainya kecil amat, tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai laba jika langsung dibebankan.
Ok, berikut ini yang perlu diperhatikan,
Apakah pengeluaran aktiva tetap (expenditure) itu sebaiknya dikapitalisasi atau dibebankan pada periode tersebut ?
1. Tingkat Keseringan
Jika jenis pengeluaran tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin, sebaiknya pengeluaran tersebut dijadikan biaya saja pada saat periode terjadinya pengeluaran atas aktiva tersebut.
2. Materialitas
Apabila suatu pengeluaran dirasa cukup material, hendaknya pengeluaran tersebut dikapitalisasi, sedangkan bila tidak, berarti di bebankan.
Cara mengetahui material tidaknya dengan membandingkan pengeluaran yang terjadi dengan harga perolehan aset tetapnya.
Tingkat materialitas dari toko bangunan tentu berbeda dengan perusahaan tambang.
5 juta mungkin nilai yang material bagi toko bangunan. tapi bisa jadi recehan bagi perusahaan tambang !
3. Lama Manfaat
Jika pengeluaran terhadap aktiva tetap tersebut diprediksi akan memberikan manfaat yang lama atau lebih dari satu tahun buku.
Maka sebaiknya pengeluaran atas aktiva tersebut hendaknya di kapitalisasi,
Dan jika kurang dari satu buku, hendaknya tidak.
Tapi sangkut pautkan juga dengan materialitasnya.
4. Pengaruhnya terhadap Lama Manfaat atau Kapasitas Aktiva Tetap
Apabila pengeluaran atas aktiva tetap tersebut di perkirakan memperpanjang umur atau meningkatkan kapasitas aktiva, hendaknya di kapitalisasi.
Dan demikian sebaliknya. Bagaimana ?
Sudah ada gambaran ? Ceritakan pendapatmu dikolom komentar. Terima kasih
terima kasih atas artikel nya ya izin share ya
ReplyDeleteDengan senang hati mas.. :)
Deleteka, mau naya, itu conto-contoh di atas itu contoh dari capital dan revenue expenditure ya?
ReplyDeleteDear mba Gisheilla, jurnal yang mana ?
Deleteuntuk pengeluaran yang dibebankan pada periode tersebut (diakui sebagai beban) maka itu adalah revenue expenditure,
untuk jurnal yang membuat bertambahnya kapasitas, memperpanjang umur ekonomis, menambah efisiensi aktiva tetap dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, maka itu termasuk capital expenditure (pengeluaran modal)
untuk lebih jelas mengenai perbedaan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan silahkan bisa kunjungi link dibawah ini :
Perbedaan Capital expenditure dan revenue expenditure
terima kasih, regards
Kalo untuk perusahaan dagang, biaya pemeliharaan aktiva tetap nya, dibebankan atau gmn yaa? Cintoh pemeliharaan chiller.
ReplyDeleteMohon pencerahannya. Terimakasih 😊
Perusahaan jasa, dagang, maupun manufakture sama saja perlakuan terhadal aktiva tetapnya
Deletepemeliharaan chiller ?
dibebankan atau dikapitalisasi ?
wah, sya aja baru dengar ada yang namanya chiller he he he
diatas sudah dijelaskan, jika pemeliharaan rutin, nilainya kecil (tidak material), tidak menambah umur ekonomis, tidak menambah kapasitas output yang dihasilkan, tidak menambah efisiensi dari chiller tersebut.
maka pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban
jika terjadi sebaliknya, maka pengeluaran tersebut dikapitalisasi menambah nilai dari chiller tersebut..
mungkin link ini bisa menambah pemahaman tentang dibebankan atau dikapitalasi
Perbedaan Capital expenditure dan revenue expenditure
btw, chiller itu seperti apa ya ?
he he
Maaf kak eka nicho,,,,,itu yang jurnal perbaikan,kenapa
ReplyDeleteAkumulasi penyusutan mesin 600
Maintance 400
Kas 400
Bukannya 1000 ya kak
oh iya,, maaf typo
Deletesalah ketik itu, udah diperbaiki
terima kasih banyak mba gesta
terima kasih atas share ilmunya :), boleh tahu dasar/sumber yang dipakai dari mana? thankyou
ReplyDeleteSama sama mba
Deletesumbernya PSAK,.. lengkap
he he he
Maaf kak mau tanya kalau pengeluaran selama pemakaian bagaimana kak
ReplyDeleteLho yang aku bahas kan memang itu...
Deletecoba baca lagi pelan pelan
he he he
salam kenal
Terimakasih atas segala infonya 😊😊😊
ReplyDeletesungut bermunfuut, thankssss
ReplyDeleteMaaf mau nanya, kalau aktiva tetap seperti mesin sudah tidak dipakai dalam kegiatan perusahaan tapi masih punya nilai buku, itu gimana ya? Tetap di sajiin di neraca kah?
ReplyDeleteya, mesin tetap disajikan pada neraca.. selama tidak dihapus/dijual/ditukar/diganti
DeleteMaaf mau nanya klo, cara mengetahui biaya untuk perbaikan asset tetap yg di debitkan ke akun asset bagaimana?
ReplyDeleteCoba baca lagi pelan pelan
DeleteAssalamualaikum kak.apakah setiap membeli mesin sdh tertera life time nya?
ReplyDeleteBiasanya tidak ada. LIfe timenya berdasarkan asumsi. Perkiraan.
Deletesetahu saya aset mesin disusutkan 8 tahun menurut pajak, kecuali alat berat disusutkan 16 tahun
ReplyDeleteTerima kasih infonya mas. Berarti laporan pajaknya menyesiakan. lama penyusutannya. :)
Deleteterima kasih atas materinya sangat membantu saya
ReplyDeleteBagaimana dengan Penggantian komponen Asset lebih besar dari Akumulasi Penyusutannya?
ReplyDelete1. Harga Perolehan 8000 untuk 8 tahun
2. Pemakaian 2 tahun mesin rusak. Akumulasi Penyusutan 2 th = 2000, NB = 6000
3. Ada penggantian komponen sebesar 4000 yang ditanggung Penjual (Garansi Produk), alias Gratis, tetapi perbaikan ini membuat mesin bisa bertahan 8 tahun kembali (seperti baru)
4. Bagaimana dengan nilai akumulasi penyusutan dan biaya penyusutan yang sesuai dengan Perpajakan Indonesia?
Terima kasih
Kk mohon bantuannya buku yg lengkap dengan rumus atau cara penghitungan pergantian, perbaikan, pemeliharaan dan sebagainya kk mohon di info.
ReplyDeleteKarena saya lagi nyari dan belum dapat kk.
Mohon bantuannya.
Terimakasih 🙏
Mw tanya
ReplyDeleteBagaimana perlakuan aktiva/harta jika mangalami penambahan ?
penambahan seperti apa? biasanya transaksinya akan menambah nilai buku dari aset tersebut
DeleteKak izin tanya
ReplyDeleteKalau membayar premi asuransi gedung kantor untuk satu tahun itu masuk dalam pengeluaran apa ya?? Sama jurnal nya bagaimana?
Terimakasih kak