Tujuan Manajemen Keuangan - Masalah keuangan ( Financial Management ) tentu tidak akan pernah terlepas dari kehidupan sehari hari kita sebagai mahluk ekononmi.
Bukan hanya sebagai seorang individu, namun juga dengan hal yang berskala besar. Agak besar. Sangat besar juga pasti berkaitan erat dengan masalah keuangan.
Keuangan harus bisa diatur dengan sedemikian rupa. Agar efektif dan efisien. Agar menghasilkan sesuatu dengan maksimal. Ilmu pengaturan keuangan ini umumnya kita sebut dengan Manajemen Keuangan.
Namun perlu diingat, menaikkan nilai perusahaan tidak berarti menaikkan kenaikan laba perlembar saham (earning per share/EPS). Nilai perusahaan lebih dari sekedar nilai laba perusahaan.
Meskipun laba perusahaan bisa mempengaruhi nilai perusahaan, tapi bukanlah faktor utama. Terlebih lagi: laba perusahaan diartikan dengan laba akuntansi.
Laba akuntansi hanya melihat nominal pemasukan. Yang dibandingkan dengan nominal pengeluaran. Itu saja. Tidak melihat sisi dari keekonomian perusahaan. Efek dominonya. Efek jangka panjangnya.
Bahkan banyak "pencatatan laba" yang sengaja "dikecilkan" untuk menghidari pembayaran pajak yang besar.
Manajemen keuangan punya -setidaknya- 6 cara. Untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Arus kas banyak manfaatnya. Banyak juga cara mengendalikannya. Bisa diatur dengan mengontrol pengeluaran operasional rutin. Seperti pembayaran gaji pegawai, beban listrik dan telepon, pembelian bahan baku, dan rutinitas yang rutin lainnya. Yang rutin mengabiskan uang.
Melihat pos-pos pengeluaran mana yang bisa ditekan. Penggunaannya. Dan juga menambah pengeluaran yang dinilai memberikan dampak yang maksimal bagi perusahaan. Memberikan keuntungan yang besar.
Bukan hanya berbicara pengeluaran. Aliran kas masuk juga harus diawasi.
Misalnya: mengambil tindakan atas piutang yang lama tidak tertagih, menegosiasi skema pembayaran yang dirasa memberatkan, memberikan potongan pada penjualan tunai. Dan yang lainnya. Masih banyak yang bisa dilakukan oleh seorang manajer keuangan.
Keputusan jangka panjang: berhubungan dengan investasi perusahaan. Setiap investasi: terdapat ketidakpastian.
Pemilihan investasi. Dan atau juga kombinasi investasi. Harus diperhitungkan dengan jeli. Tahap penting ini kita butu: manajemen keuangan.
Untuk melakukan hal penting ini: analisa data keuangan. Agar ketemu peluang yang menguntungkan. Hitung hitungannya. Yang dicari: hitungan yang menghasilkan paling banyak. Dengan resiko -sebisa mungkin- paling sedikit.
Bukan hanya jangka panjang. Jangka pendek wajib dimaksimalkan.
Ini yang harus dilakukan manajer keuangan: menekan pengeluaran. Sebisa mungkin: paling irit. Membeli yang butuh dibeli. Menahan yang tidak perlu. Atau belum perlu. Atau yang perlunya masih lama.
Pelit?
Harus.
Banyak cara dan metode dalam melakukan efisiensi. Bisa dengan langsung melakukan pemangkasan biaya-biaya pada pos-pos tertentu yang dirasa kurang memberikan kontribusi maksimal. Bisa dengan pemilihan metode akuntansi yang ada. Bisa dengan memilih kebijakan pendanaan atau pengadaan aktiva seperti pembelian secara kredit (bunga) ataupun tunai (potongan).
Manajemen keuangan hanya bisa memaksimalkan tugas atau kewajiban yang ada pada mereka. Keputusan manajemen keuangan tentang keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan keputusan dalam mengelola aktiva yang ada adalah langkah yang bisa diambil.
Ancaman perusahaan ada dua: dari internal. Juga dari eksternal. "manajemen bobrok". pasti sering mendengar stereotip itu. Istilah yang sering menjadi penyebab bangkrutnya perusahaan. Itu adalah sebab internal perusahaan. Semua bagian manajemen harus bertanggung jawab. Dan bagaimana koordinasi antar lini. Diantara mereka. Para manajer. Tidak terkecuali: manajer keuangan.
Kebijakan pemerintah. Kekalahan bersaing dengan perusahaan lain. Karena mininmnya inovasi atas produk, mahalnya biaya produksi, dan pangsa pasar yang dikuasai perusahaan lain adalah bisa menjadi penyebab eksternal dan sekaligus juga internal.
Perusahaan yang berhasil dipersaingan selalu menjadikan inovasi dan efisiensi sebagai prioritas. Perusahaan bisa menghasilkan temuan baru, produk baru, teknologi baru dengan biaya produksi yang minimal.
Tugas manajemen keuangan adalah dengan memastikan, mendorong dan memfasilitasi dengan keuangan agar semua itu terjadi melalui dana-dana yang dikelolanya.
Bagaimana cara menghadapi persaingan dan ancaman peraturan pemerintah yang tidak stabil? Manajemen keuangan harus menyiapkan secara dini kondisi keuangan perusahaan agar segera bisa mencari alternatif ataupun menjaga uang untuk digunakan manufer perusahaan agar bisa berjalan.
Fluktuasi pasar dan peraturan harus disikapi dengan matang. Manajer keuangan bisa bekerjasama antara industri dan pemerintah. Agar bisa merumuskan peraturan yang bisa menampung kepentingan perusahaan.
Manajemen keuangan dituntut untuk bisa memaksimalkan keputusan-keputusan yang akan ditempuh dengan berlandaskan pada masa depan perusahaan dimasa yang akan datang.
Penjualan barang secara kredit misalnya. Disana terdapat resiko piutang yang tidak tertagih yang bisa mengurangi pemasukan perusahaan. Mengganggu arus kas perusahaan.
Contoh lain: resiko peralatan produksi yang tidak berjalan optimal. Bisa mengganggu jadwal produksi. Juga bisa membuat persediaan bahan baku menumpuk.
Peristiwa ini, selain bisa mempengaruhi arus kas perusahaan, juga bisa membuat jadwal yang tidak akurat. Customer bisa komplain: reputasi perusahaan taruhannya.
Selain itu, Bahan baku tertentu umurnya tidak tahan lama. Jika tidak segera diproduksi: kondisinya tidak maksimal. Jika kemudian digunakan: mempengaruhi kualitas output yang dihasilkan.
Semua tahapan-tahapan operasional dari awal hingga akhir, hingga penjualan benar-benar dinikmati harus dilakukan dengan kontrol yang rutin dan hati-hati untuk menghindari segala kemungkinan resiko yang mengikuti.
Koordinasi dengan manajemen lain. khusunya manajemen operasional atau produksi benar-benar terjalin baik. Komunikasi mengenai kebutuhan keuangan operasional harus inten dilakukan.
Hutang yang dimaksud adalah hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek tidak termasuk dalam struktur modal karena hutang ini umumnya berubah-ubah sesuai kebutuhan. Sedangkan hutang jangka panjang sifatnya relatif lebih panjang.
Dalam neraca keuangan, Hutang jangka panjang dan ekuitas (modal) perusahaan berada pada sisi pasiva.
Pada struktur modal perusahaan, bunga obligasi bisa mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin tinggi baiya obligasi (bunga), bahkan melibihi dari yield (penghasilan) dari pemegang saham, maka nilai perusahaan akan turun karena ada kemungkinan investor akan menjual sahamnya lalu ditukar dengan obligasi yang menghasilkan lebih besar.
Bahwa tujuan manajemen keuangan adalah untuk menaikkan nilai saham bukan berarti harus mengorbankan para kreditur atau pemegang obligasi.
Tujuan manajemen mengatur struktur modal adalah untuk menggabungkan sumber pendanaan yang akan digunakan perusahaan untuk operasi maupun investasi.
Pencarian gabungan sumber dana yang memiliki biaya yang paling kecil dan bisa memberikan efek maksimal terhadap harga saham perusahaan adalah sturktur modal yang paling optimal.
Bukan hanya sebagai seorang individu, namun juga dengan hal yang berskala besar. Agak besar. Sangat besar juga pasti berkaitan erat dengan masalah keuangan.
Keuangan harus bisa diatur dengan sedemikian rupa. Agar efektif dan efisien. Agar menghasilkan sesuatu dengan maksimal. Ilmu pengaturan keuangan ini umumnya kita sebut dengan Manajemen Keuangan.
Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan tempatnya mengatur keuangan. Uang masuk dan uang keluar. Uang yang dibutuhkan dan uang yang tidak dibutuhkan. Juga membahas: mau diapakan uang uang itu.
Perusahaan jelas memiliki tujuan mengapa manajemen keuangan dibentuk. Yang jelas agar bisa bekerja secara efektif dan efisien.
Perusahaan jelas memiliki tujuan mengapa manajemen keuangan dibentuk. Yang jelas agar bisa bekerja secara efektif dan efisien.
Tujuan Tradisional
Tujuan manajemen keuangan secara normatif adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Niai perusahaan bisa dilihat dari: harga saham perusahaan. Harga saham yang tertera dibursa efek adalah indikator nilai dari perusahaan. Sebesar itu nilainya. Katanya.
Mengapa tujuan manajemen keuangan adalah untuk menaikkan nilai perusahaan ?
- Harga pasar saham merefleksikan evaluasi oleh pasar terhadap prestasi dari perusahaan tersebut pada saat itu dan masa yang akan datang.
- Tujuan memaksimalkan harga pasar turut memperhitungkan kapan pengembalian modal (return) akan diterima oleh para investor atau pemilik, rentang jangka waktu terjadinya, resiko atas return tersebut, serta kebijakan mengenai dividen.
Namun perlu diingat, menaikkan nilai perusahaan tidak berarti menaikkan kenaikan laba perlembar saham (earning per share/EPS). Nilai perusahaan lebih dari sekedar nilai laba perusahaan.
Tujuan dengan cara menaikkan laba tersebut sebenarnya sudah tidak memadai lagi, karena menurut Hampton, (1995) :
- Memaksimalkan keuntungan atau laba tidak mempertimbangkan asas nilai waktu dari uang dan jangka rentang waktu pengembalian (return) modal dimasa yang akan datang.
- Risiko atas pengembalian modal dimasa mendatang tidak diperhitungkan.
- Kebijakan keputusan dividen yang diabaikan
Meskipun laba perusahaan bisa mempengaruhi nilai perusahaan, tapi bukanlah faktor utama. Terlebih lagi: laba perusahaan diartikan dengan laba akuntansi.
Laba akuntansi hanya melihat nominal pemasukan. Yang dibandingkan dengan nominal pengeluaran. Itu saja. Tidak melihat sisi dari keekonomian perusahaan. Efek dominonya. Efek jangka panjangnya.
Bahkan banyak "pencatatan laba" yang sengaja "dikecilkan" untuk menghidari pembayaran pajak yang besar.
Memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham tidak bisa membebaskan perusahaan tersebut dari pertanggung-jawaban sosial.
Mengapa?
Mengapa?
- Kesejahteraan para pemegang saham serta kehidupan perusahaan tersebut sangat bergantung pada tanggung jawab sosial dari perusahaan.
- Perusahaan bisa dipandang memproduksi barang dan jasa pribadi ataupun barang dan jasa sosial yang nantinya akan sangat menguntungkan bagi para pemegang saham.
Manajemen keuangan punya -setidaknya- 6 cara. Untuk meningkatkan nilai perusahaan.
1. Mengendalikan Arus Kas
Berbicara arus kas: berbicara keperluan jangka pendek perusahaan. Rumusnya: arus kas harus lancar. Jika tidak lancar, wajib dibikin lancar. Bagaimanapun caranya, selama diperbolehkan.Arus kas banyak manfaatnya. Banyak juga cara mengendalikannya. Bisa diatur dengan mengontrol pengeluaran operasional rutin. Seperti pembayaran gaji pegawai, beban listrik dan telepon, pembelian bahan baku, dan rutinitas yang rutin lainnya. Yang rutin mengabiskan uang.
Melihat pos-pos pengeluaran mana yang bisa ditekan. Penggunaannya. Dan juga menambah pengeluaran yang dinilai memberikan dampak yang maksimal bagi perusahaan. Memberikan keuntungan yang besar.
Bukan hanya berbicara pengeluaran. Aliran kas masuk juga harus diawasi.
Misalnya: mengambil tindakan atas piutang yang lama tidak tertagih, menegosiasi skema pembayaran yang dirasa memberatkan, memberikan potongan pada penjualan tunai. Dan yang lainnya. Masih banyak yang bisa dilakukan oleh seorang manajer keuangan.
2. Memaksimalkan Keuntungan
Seorang manajer keuangan dituntut untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang ada. Baik untuk jangka pendek maupun dalam jangka panjang.Keputusan jangka panjang: berhubungan dengan investasi perusahaan. Setiap investasi: terdapat ketidakpastian.
Pemilihan investasi. Dan atau juga kombinasi investasi. Harus diperhitungkan dengan jeli. Tahap penting ini kita butu: manajemen keuangan.
Untuk melakukan hal penting ini: analisa data keuangan. Agar ketemu peluang yang menguntungkan. Hitung hitungannya. Yang dicari: hitungan yang menghasilkan paling banyak. Dengan resiko -sebisa mungkin- paling sedikit.
Bukan hanya jangka panjang. Jangka pendek wajib dimaksimalkan.
Ini yang harus dilakukan manajer keuangan: menekan pengeluaran. Sebisa mungkin: paling irit. Membeli yang butuh dibeli. Menahan yang tidak perlu. Atau belum perlu. Atau yang perlunya masih lama.
Pelit?
Harus.
3. Melakukan Efisiensi
Hal ini terkait dengan pemaksimalan keuntungan diatas. Setinggi apapun angka penjualan, sebesar apapun pemasukan akan terasa tidak istimewa apabila pengeluaran yang dilakukan juga tinggi. Bahkan lebih tinggi dari pemasukan.Banyak cara dan metode dalam melakukan efisiensi. Bisa dengan langsung melakukan pemangkasan biaya-biaya pada pos-pos tertentu yang dirasa kurang memberikan kontribusi maksimal. Bisa dengan pemilihan metode akuntansi yang ada. Bisa dengan memilih kebijakan pendanaan atau pengadaan aktiva seperti pembelian secara kredit (bunga) ataupun tunai (potongan).
4. Kelangsungan Hidup Perusahaan
Prinsip akuntansi dikenal dengan istilah going concern. Prinsip going concern mengasumsikan bahwa perusahaan akan beroperasi secara terus-menerus tidak akan pernah berhenti. Bagaimana langkah manajemen keuangan agar perusahaan terus bisa bertahan hidup sepanjang waktu ?Manajemen keuangan hanya bisa memaksimalkan tugas atau kewajiban yang ada pada mereka. Keputusan manajemen keuangan tentang keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan keputusan dalam mengelola aktiva yang ada adalah langkah yang bisa diambil.
Ancaman perusahaan ada dua: dari internal. Juga dari eksternal. "manajemen bobrok". pasti sering mendengar stereotip itu. Istilah yang sering menjadi penyebab bangkrutnya perusahaan. Itu adalah sebab internal perusahaan. Semua bagian manajemen harus bertanggung jawab. Dan bagaimana koordinasi antar lini. Diantara mereka. Para manajer. Tidak terkecuali: manajer keuangan.
Kebijakan pemerintah. Kekalahan bersaing dengan perusahaan lain. Karena mininmnya inovasi atas produk, mahalnya biaya produksi, dan pangsa pasar yang dikuasai perusahaan lain adalah bisa menjadi penyebab eksternal dan sekaligus juga internal.
Perusahaan yang berhasil dipersaingan selalu menjadikan inovasi dan efisiensi sebagai prioritas. Perusahaan bisa menghasilkan temuan baru, produk baru, teknologi baru dengan biaya produksi yang minimal.
Tugas manajemen keuangan adalah dengan memastikan, mendorong dan memfasilitasi dengan keuangan agar semua itu terjadi melalui dana-dana yang dikelolanya.
Fluktuasi pasar dan peraturan harus disikapi dengan matang. Manajer keuangan bisa bekerjasama antara industri dan pemerintah. Agar bisa merumuskan peraturan yang bisa menampung kepentingan perusahaan.
Manajemen keuangan dituntut untuk bisa memaksimalkan keputusan-keputusan yang akan ditempuh dengan berlandaskan pada masa depan perusahaan dimasa yang akan datang.
5. Mengurangi Resiko Operasional
Ketika perusahaan sedang beroperasi, berproduksi, beraktivitas rutin seperti biasa. Mungkin tanpa disadari terdapat banyak resiko yang terus mengikutinya. Resiko fisik ataupun resiko keuangan.Penjualan barang secara kredit misalnya. Disana terdapat resiko piutang yang tidak tertagih yang bisa mengurangi pemasukan perusahaan. Mengganggu arus kas perusahaan.
Contoh lain: resiko peralatan produksi yang tidak berjalan optimal. Bisa mengganggu jadwal produksi. Juga bisa membuat persediaan bahan baku menumpuk.
Peristiwa ini, selain bisa mempengaruhi arus kas perusahaan, juga bisa membuat jadwal yang tidak akurat. Customer bisa komplain: reputasi perusahaan taruhannya.
Selain itu, Bahan baku tertentu umurnya tidak tahan lama. Jika tidak segera diproduksi: kondisinya tidak maksimal. Jika kemudian digunakan: mempengaruhi kualitas output yang dihasilkan.
Semua tahapan-tahapan operasional dari awal hingga akhir, hingga penjualan benar-benar dinikmati harus dilakukan dengan kontrol yang rutin dan hati-hati untuk menghindari segala kemungkinan resiko yang mengikuti.
Koordinasi dengan manajemen lain. khusunya manajemen operasional atau produksi benar-benar terjalin baik. Komunikasi mengenai kebutuhan keuangan operasional harus inten dilakukan.
6. Mengontrol Struktur Modal
Struktur modal perusahaan adalah perbandingan atau proprosi antara hutang dan modal perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.Hutang yang dimaksud adalah hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek tidak termasuk dalam struktur modal karena hutang ini umumnya berubah-ubah sesuai kebutuhan. Sedangkan hutang jangka panjang sifatnya relatif lebih panjang.
Dalam neraca keuangan, Hutang jangka panjang dan ekuitas (modal) perusahaan berada pada sisi pasiva.
Bahwa tujuan manajemen keuangan adalah untuk menaikkan nilai saham bukan berarti harus mengorbankan para kreditur atau pemegang obligasi.
Tujuan manajemen mengatur struktur modal adalah untuk menggabungkan sumber pendanaan yang akan digunakan perusahaan untuk operasi maupun investasi.
Pencarian gabungan sumber dana yang memiliki biaya yang paling kecil dan bisa memberikan efek maksimal terhadap harga saham perusahaan adalah sturktur modal yang paling optimal.
simple ternyata tujuan manajemen keuangan
ReplyDeletethanks...